sejarah islam

Pages

  • Beranda
Mini Rage Face OMG Smiley
animasi bergerak gif
My Widget
animasi bergerak gif
My Widget

Blog Archive

  • ▼  2013 (30)
    • ▼  Maret (9)
      • kondisi umat islam saat ini dan akar permasalahan ...
      • Populasi Muslim Dunia ( Part 3 ) : Muslim Sunni da...
      • Populasi Muslim di Dunia (Muslim population in the...
      • Posisi Masyarakat Islam di Singapura Dewasa Ini
      • Masuknya Islam dan Perkembanganya di Singapura
      • ALIF TERKINI Subhanallah, Perempuan Inggris...
      • PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA ISLAM DI INDONESIA
      •   PENDAHULUAN Ketika nabi Muhammad SAW lahir (...
      • Kondisi Agama Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Rasul...
    • ►  Februari (21)

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku
Powered By Blogger

Archive

  • ▼ 2013 (30)
    • ▼ Maret (9)
      • kondisi umat islam saat ini dan akar permasalahan ...
      • Populasi Muslim Dunia ( Part 3 ) : Muslim Sunni da...
      • Populasi Muslim di Dunia (Muslim population in the...
      • Posisi Masyarakat Islam di Singapura Dewasa Ini
      • Masuknya Islam dan Perkembanganya di Singapura
      • ALIF TERKINI Subhanallah, Perempuan Inggris...
      • PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA ISLAM DI INDONESIA
      •   PENDAHULUAN Ketika nabi Muhammad SAW lahir (...
      • Kondisi Agama Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Rasul...
    • ► Februari (21)

jam

Followers

Senin, 11 Maret 2013

Masuknya Islam dan Perkembanganya di Singapura

Masuknya Islam dan Perkembanganya di Singapura

Sampai sekarang belum dapat ditemukan bukti-bukti yang jelas kapan pertama kalinya islam masuk ke Singapura, tetapi berdasarkan perkiraan sezaman dengan masa aktifnya para pedagang muslim yang sudah ada di Malaka, Islam masuk ke Singapura pada abad ke- 8 karena pada abad tersebut para pedagang muslim ini telah sampai ke Kanton, China, yang kemungkinan besar akan selalu singgah di pulau-pulau yang telah berpenduduk di semenanjung tanah Melayu ini. Disamping sebagai pedagang, para muslim ini tampaknya telah menjadi guru-guru agama serta imam di tengah-tengah kelompok masyarakat setempat, mereka mengajarkan Al-Qur’an dan mendirikan madrasah-madrasah sehingga orang-orang kampung senang pada kegiatan semacam itu, dan tidak sedikit dari mereka yang pada akhirnya menikah dan memperistri penduduk setempat.

Perilaku kehidupan sehari-hari keluarga muslim melayu di Singapura adalah pencerminan yang sangat kuat dari pengaruh guru-guru agama dan imam-imam masjid. Mereka terbiasa dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan dan sosial secara kolektif, mayoritas masyarakat Singapura bermazhab syafi’iyah dan sebagian kecil syi’ah.

Pada pertengahan abad ke-19, di Makkah berkembang Tarekat Naqsyabandiyah dan berkembang juga pada akhirnya di Semenanjung Melayu, termasuk singapura dan di Nusantara khususnya. Syekh Abdul Karim asal Banten merupakan tokoh TQN di Singapura abad ke-19.

 Di Semenanjung tanah Melayu ini, dan khususnya Singapura, kehidupan tasyawuf sangat kental bagi mayoritas penduduknya. Dengan demikian, secara umum karakteristik Islam Asia Tenggara, ciri yang paling menonjol adalah kehidupan tasyawuf dangan berbagai pola tarekatnya. Bukan berarti hal ini mereka tidak mengenal dasar-dasar Islam secara fundamental, tapi justru pola kehidupan tasawuf yang diajarkan oleh guru-guru Agama di surau-surau, pesantren, dan pondok-pondok sufi di Semenanjung Melayu ini, doktrin-doktrin syariat mereka menyatukan pengajaran dan pengalamannya dengan nilai-nilai hakikatnya. Dengan demikian, berbicara penyebaran Islam di Semenanjung Melayu dan Nusantara, berarti membicarakan pola-pola penyebaran tarekat sufi didalamnya.

 Di Singapura tarekat yang paling tua di kenal di daerah ini dalah Tarekat ‘Alawiyah yang berpusat di Masjid Ba’alami, yang dulu dikembangkan oleh Muhamad bin ‘Ali Ba’alawi. sekarang masih dipimpin oleh Syed Hasan bin Muhamad bin Salim al-Attas. Tarekat ini mengamalkan ritual “Ratib Abdul Rahma” setiap hari kamis malam jum’at setelah shalat magrib, sebagian besar masyarakat berbondong-bondong membawa air dibotol yang disimpan di depan mihrab masjid, untuk dilakukan doa bersama, setelah itu mereka gunakan untuk keperluan tabaruk, seperti untuk orang sakit, keberkahan hidup dan sebagainya.

Pada masa-masa sekarang Tarekat Qodariyah- Naqsabandiyah (TQN) asal pondok pesantren Suryalaya Tasikmalaya Jawa Barat lebih populer dikalangan masyarakat muslim di Singapura. Tarekat ini dikembangkan oleh Syekh Ahmad Shahibul Wafa Tajul’arifin di Tasikmalaya, kemudian dikembangkan di daerah ini oleh Haji Ali bin Muhammad, sebagai wakil talkinnya. Beliau sebagai putra daerah yang memiliki kapasitas pengetahuan agama Islam yang kuat secara akademik, sebagai alumni pada Madrsah al-Junaid di Singapura.

Kedua kelompok masyarakat tarekat ini telah menarik minat para pemuda pemudi untuk menjalankan pengalamannya. Sekalipun demikian ada juga beberapa jenis tarekat yang juga dianut oleh masyarakat muslim Singapura, di antaranya Tarekat Syadziliyah, Idrisiyah Samaniyah, Darwaqiyah, dan Rifai’yah, disamping itu ada pula jenis tarekat asal India yakni Tarekat Nuri Syah Chesty al-Qadiriyah dan tarekat ini banyak bercampur dengan tradisi India. Masyrakat muslim Singapura sekalipun hidup di tengah kota metropolitan dunia, penghormatan pada makam-makam para ulama sangat bagus. Mereka biasa menziarahi makam-makam Syekh tarekat, dan biasa mengadakan khaul pada waktu-waktu tertentu di tempat-tempat seperti itu, seperti makam Habib Nuh di Palmer Road, Singapura.

Posisi strategis Singapura dalam bidang ekonomi dan posisi politik umat Islam yang semakin terjepit telah menyebabkan pembaruan pemikiran dalam masyarakat Melayu dan muslim Singapura. Pada awal abad XIX, muncul jurnalisme Melayu dan aktivitas penerbitan buku-buku di Singapura. Misalnya buku-buku karangan Abdus Samad al-Palimbani, seorang ulama terkenal dari Sumatra Selatan terbit disini, dua karangannya Hidayah as-Salikin fi Suluk Maslak al-Muttaqin ­(sebuah kitab tasawuf yang berisi penjelasan tentang wihdatul wujud) dan Sair as-Salikin ila ‘badah Rabb al-‘alamin (buku yang menjelaskan hubungan dan kaitan antara tasawuf dan Syariah), keduanya ditulis dengan bahasa Melayu aksara Jawi (Arab-Melayu).

Pada tahun 1906, terbit majalah bulanan berbahasa Melayu Al-Imam: Majalah Pelajaran Pengetahuan Perkhabaran oleh Syekh Muhamad Thahir Jalaluddin dkk. Majalah ini di Ilhami dan diwarnai oleh majalah Al-Manar yang terbit di Mesir. Penerbitan majalah ini banyak mempengaruhi pemikiran dan kemajuan masyarakat Melayu di Nusantara, karenanya kemudian diikuti oleh banyak penerbitan diwilayah sekitarnya.

Dalam bidang politik, masyarakat Melayu menyadari posisinya yang minoritas,  sehingga meraka mengambil garis moderat, loyal dan partisipatif. Kebanyakan umat Islam mendukung partai People Action Party (PAP), partai ini sejak Singapura merdeka selalu mendominasi kekuasaan di Singapura. Sekalipun demikian, kecurigaan dan memandang rendah pada etnis Melayu kadang-kadang juga muncul. Misalnya, pada mei 1987, Mentri Pertahanan Singapura secara terbuka menyatakan bahwa portofolio penting pada Singapura Armed Forces tidak mungkin diserahkan pada orang Melayu, karena mereka dianggap kurang mahir, kurang loyal, dan kurang professional.

Dalam bidang pendidikan, karena mutu lulusan madrasah atau sekolah Islam lainnya dianggap tidak setingkat dengan lulusan sekolah umum pemerintah, ada keinginan pemerintah untuk memasukan pelajaran umum dengan kuantitas dan kualitas yang sama dengan sekolah pemerintah. Rencana ini disambut dengan reaksi tokoh-tokoh Melayu dan muslim Singapura. Ada yang mencurigai rencana ini untuk menghilangkan identitas, ruh, dan warna kemelayuan-keislaman mereka, sehingga mereka kehilangan identitas dan tercabut dari akar budayanya, tetapi tidak kurang juga ada yang dapat memahami dan akhirnya menerima rencana ini. 

D. Lembaga dan Aktivitas Keagamaan Islam di Singapura

Pembentukan kelembagaan keagamaan pertama bermula sejak 1880, ketika dibentuk jabatan Qadi (Hakim Agama), yang didasarkan pada Ordonansi Perkawinan Pengikut Muhammad. Selanjutnya masalah-masalah yang muncul  dikalangan internal umat Islam atau dengan umat agama lain diurus oleh Moslems and Hindu Endowment Board, pada tahun 1906. Anehnya sampai dengan tahun 1948 tidak seorang muslim pun bekerja dilembaga ini. Sampai dibubarkan pada tahun 1968, dewan ini terdiri dari: pengacara umum, tiga orang wakil umat Islam, tiga wakil umat Hindu, satu Persia, dan bendahara umum yang juga bertugas sebagai sekretaris dewan.

Oleh karena posisi Singapura sebagai transit pemberangkatan dan kedatangan jama’ah Haji di seluruh Nusantara, pemerintah Inggris kemudian mengatur dan mengambil keuntungan ekonomi dari pengaturan perjalanan Haji sejak tahun 1889, dan pada tahun 1905 mengadakan “Ordonasi” Pengawasan Agen Perantara Perjalanan Haji”. Kemudian pada tahun 1915, untuk mengurus masalah sosial keagamaan masyarakat muslim Singapura, dibentuk Lembaga Penasihat Orang-orang Islam. Lembaga ini bertugas dan berwenang megurus dan menyelesaikan masalah perkawinan, penentuan awal puasa dan hari raya, memberikan pertimbangan pada pemerintah Inggris. Semula lembaga ini dipimpin oleh orang Inggris, dengan beberapa anggota orang Islam, tetapi kemudian secara bertahap mulai tahun 1928 lembaga ini dipimpin oleh seorang muslim, yakni Hafizuddin S. Moonshi. Penetapan dan hak mengeluarkan fatwa pada mulanya hanya oleh Mufti Besar kerjaan Johor dan didampingi oleh Qadi Singapura. Akan tetapi, untuk kemudian dipegang sendiri oleh Mufti Singapura, yang mengepalai komisi fatwa (fatwa comtte) secara kolektif.

Pada tahun 1968, pemerintahan Singapura membentuk lembaga Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) yang dibentuk berdasarkan “ Akta Pentadbiran Hukum Islam 1966 (AMLA)” pada bulan Agustus tahun 1966. MUIS yang terdiri dari seorang ketua dan 7 orang anggota, tugas utamanya adalah untuk menasehati presiden Singapura mengenai hal ehwal Islam.

Selain MUIS, ada pula lembaga yang khusus bergerak dalam bidang pendidikan yaitu Majelis Pendidikan Anak-anak Muslim (MENDAKI). Dan adapula lembaga DANAMIS yaitu Dana Perwalian Muslim yang bergerak dalam bidang pendanaan sosial ekonomi umat, semacam koperasi dan lembaga keuangan non-pemerintah. Lembaga berikutnya adalah Himpunan Dakwah Islam Singapura (JAMIYAH) dan Association of Muslim Profesionals (AMP) yang didirikan pada bulan Oktober 1991, lembaga ini berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat muslim Singapura yang siap bersaing secara terhormat untuk memasuki masa depan yang lebih baik.

sumber: http://ajiraksa.blogspot.com/2012/06/perkembangan-terakhir-islam-di.html

Diposting oleh Unknown di 03.57
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
@ 2011 sejarah islam; Many thanks to: Blogger Templates / blog Design Company / SEO / free template Blog